Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

Image
MAKALAH MATERI PAI “Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh” Dosen Pengampu : Misnan, M.Pd Disusun Oleh : v Mutiara Fadhilah Nasution Prodi        : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI ) Semester : IV ( Empat ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUMATERA (STAIS) MEDAN KATA PENGANTAR Alhamdulilllah,Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Saya selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat   dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MATERI PAI tentang Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh. Mengingat isinya sangat penting seba gai bahan pembelajaran agar ter capainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok. Mudah-mudahan makalah ini besar   manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesu

STUDI KASUS PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD"perilaku ratna sarumpaet dalam konteks psikoanalisis sigmund freud"


MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
" Perilaku Ratna  Sarumpaet dalam Konteks
Psikoanalisis Sigmund Freud

Dosen Pengampu : Alfi Sahri, S.Sos. M.I.Kom
Disusun Oleh :


v Aulia Putri
v Doharni Rambe
v Dia Kartika
v Melati
v M.Fakhrul Lubis
v Mutiara Fadhilah Nasution


Prodi         : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI )
Kelompok : 1( Satu )
Semester    : V(Lima )

SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUMATERA
(STAIS)
MEDAN








KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah,Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat  dalam diskusi kelompok pada mata kuliah perilaku organisasi tentang Perilaku Ratna  Sarumpaet dalam Konteks Psikoanalisis Sigmund Freud
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok.
Mudah-mudahan makalah ini besar  manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.



  Medan, 8 Desember 2018



KELOMPOK 1




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................               i
DAFTAR ISI............................................................................................................              ii
BAB I   PENDAHULUAN
I.3. Latar Belakang....................................................................................................             1
I.2. Rumusan Masalah...............................................................................................             1
I.1. Tujuan.................................................................................................................              1
BAB II  PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Psikoanalisis Sigmund Freud……………….........................................             2
II.2. Kasus Ratna Sarumpaet………………………………………………………..            4
II.3 Analisis Kasus Ratna Sarumpaet dengan PSikoanalisis Sigmund Freud….....               6
BAB III  PENUTUP
III.1. Kesimpulan......................................................................................................              8
III.2. Saran...............................................................................................................               8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................              9






BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini banyak sekali warga negara Indonesia yang mempunyai kepribadian baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita diajarkan menjadi seorang pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang  sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataanya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman kampus, sejawat di kantor tetangga bahkan dengan suami atau istri dan anak-anak kita dirumah. Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Teori psikoanalisis yang menjadi teori yang paling komprehensif diantara teori kepribadian lainnya.
I.2 Rumusan Masalah
1.       Bagaimana Sejarah Terbentuknya Teori Psikoanalisis Sigmund Freud?
2.       Apa itu Teori Psikoanalisis Sigmund Freud?
3.       Bagaimana Hubungan Kasus Ratna Serumpaet Dalam Teori Psikoanalisis?
I.3 Tujuan Penulisan
1.       Dapat Mengetahui Sejarah Terbentuknya Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
2.       Dapat Mengetahui Teori Psikoanalisis
3.       Dapat Memahami Hubungan Kasus Ratna Serumpaet Dalam Teori Psikoanalisis.
4.       Dapat Melengkapi Tugas Makalah Mata Kuliah Perilaku Organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sejarah Psikoanalisis Sigmund Freud
A.     BIOGRAFI SIGMUND FREUD
Sigmund freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London 23 september 1939 berasal dari keluarha Yahudi. Mempunyai seorang istri bernama Martha Barneys dan mempunyai 6 orang anak, serta putrinya , anna Freud memjadi penganut Freudinamisme. Sigmund Freud masuk fakultas kedokteran universitas kedokteran wina pada tahub 1873-1881, spesialisasi dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar terapi histeri pada Jean Caharcot di Paris. Tahun 1895 ia kembali ke Wina bekerja sama dengan Dr. Joseph Breur dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895 Freud bersama Breur menulis tentang kasus-kasus histeri. Tahun 1923 Freud kena  penyakit kanker rahang dan pernah dioperasi selama 30 kali[1].
B.      DASAR-DASAR TEORI PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD[2]
Sumbangan Freud dalam teori kepribadian substansial sekaligus diantara teori kepribadian substansial sekaligus kontroversial. Teori psikoanalisis menjadi teori yang paling komprehensif diantar teori kepribadian lainnya, namun juga mendapat tanggapan yang baik tanggapan positif maupun negatif. Peran penting dari ketidaksadaraj beserta insting-insting seks dan agresi yang ada didalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental Freud. Sistematik yang dipakai Freud dalam mendeskripsi kepribadian menjadi tiga pokok yaitu : struktur kepribadian. Dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian
C.    STRUKTUR KEPRIBADIAN
1.    Sadar  (conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi,perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
2.    Prasadar (preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tidak sadar.
3.    Tak sadar (Unconscious)
Yaitu bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting , impuks dan drivers yang dibawa dari lahir , dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar.
D.    WILAYAH PIKIRAN[3]
1.    Id
Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Pleasure principle diproses dengan dua cara yaitu :
a.    Tindak refleks (refleks actions)
Adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata yang dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.

b.    Proses primer (primery process)
Adalah reaksi membayangkan / mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan-dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
2.    Ego
Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama yaitu : memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Serta menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Ego sebenarnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id.
3.    Superego
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi superego : mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik, merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, mengejar kesempurnaan.
II.2 Kasus Ratna Sarumpaet
Cerita di Balik Kebohongan Ratna Sarumpaet,Ratna Sarumpaet akui bohong soal kabar penganiayaan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)Ratna Sarumpaet akhirnya buka suara soal penganiayaan dirinya hingga babak belur[4].
Dalam konferensi pers yang digelar dikediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu sore (3/10), Ratna menjelaskan bahwa lebam pada wajahnya merupakan dampak dari proses sedot lemak yang dilakukan pada 21 September 2018.
Saat itu, Ratna mengaku menemui dokter Sidik Setiamihardja, pemilik RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat."Tanggal 21 saya mendatangi RS khusus bedah, menemui dokter Sidik ahli bedah plastik. Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri saya," kata Ratna.Ratna mengatakan sudah beberapa kali ditangani Sidik. Karena itu, untuk kali ini pun ia kembali meminta dokter tersebut yang menanganinya.Setelah dilakukan operasi pada 21 September, keesokan hari wajahnya justru lebam-lembam. Ratna mengaku sempat bertanya kepada dokter Sidik. Namun Ratna diminta untuk tidak khawatir karena hal itu wajar terjadi."Setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, dan 22 nya pagi saya bangun saya lihat muka saya bengkak secara berlebihan, tidak seperti yang dialami biasanya. Dokter Sidik saya tanya, 'ini kenapa begini? dia bilang itu biasa'," tutur Ratna.Ratna mengatakan ketika pulang ke rumah wajahnya masih bengkak. Dia kala itu berpikir jawaban apa yang akan diberikan apabila ditanya oleh keluarganya terkait kondisinya saat itu. Ratna akhirnya memilih alasan habis dipukul oleh orang saat ditanya anak-anaknya di rumah.
"Pulang dari sana setelah saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada. Seperti ada kebodohan yang tidak pernah saya bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya. Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam," kata Ratna."Dan memang saya ditanya, 'kenapa?'. Saya jawab dipukuli orang," lanjut dia.Ratna mengakui jawaban pendek itu merupakan tindakan bodoh karena terus dikembangkan dan pada akhirnya berujung polemik. Walaupun sebenarnya, kata Ratna, jawaban ini hanya untuk disampaikan kepada keluarga."Jadi selama seminggu lebih sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak-anak saya. Tidak ada hubungannya dengan politik, tidak ada hubungannya untuk keluar," tegas Ratna.Ratna mengatakan beberapa hari berselang, Wakil Ketua DPR Fadli Zon datang ke rumah. Dalam pembicaraan kala itu, sempat menyinggung soal kondisi wajahnya. Kemudian, kata Ratna, saat itu dia pun mengakui bahwa telah menjadi korban penganiayaan.Ratna Sarumpaet sempat mengaku dianiaya hingga babak belur. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)Selain Fadli, dia juga bertemu dengan Prabowo Subianto. Saat pertemuan itu pun, kata Ratna, dia mengaku telah menjadi korban penganiayaan."Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi kepada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu," kata dia.Ratna meminta maaf kepada seluruh pihak atas hal ini, khususnya kepada seluruh kolega di koalisi pendukung calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ia berharap, kejadian ini tak mempengaruhi perjuangan politik yang tengah dibangun."Saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02, sekarang ini saya melukai hati kalian, sekarang ini saya membuat kalian marah. Demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya harap tuhan memberikan kekuatan pada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita," kata Ratna[5].
II.3. Analisis Kasus Ratna Sarumpaet dengan PSikoanalisis Sigmund Freud
Berdasarkan pendekatan psikoanalisis dapat diuraikan bahwa Ratna Sarumpaet mengalami konflik internal dimana dirinya mengalami ketidakseimbangan antara id, ego, dan superego.Ratna sulit membedakan antara alam kesadaran dengan ketidaksadaran. Superego yang didapat dari pendidikan dan norma yang ada dikalahkan oleh Id yang dominan. Sehingga perilaku yang ditampilkan tidak sesuai dengan norma yang ada karena Ego telah dikuasai oleh Id[6]
Freud memiliki teori bahwa manusia memiliki kecemasan yang harus dikelola oleh Ego dalam dinamikanya memenuhi tuntutan Id dan Superego. Kecemasan menurut Freud adalah perasaan teror atau takut terhadap penyebab-penyebab yang tidak terlalu jelas (Schultz & Schultz, 2013). Kecemasan ini bisa dalam berbagai bentuk diantaranya kecemasan mengenai apakah seseorang harus memenuhi kebutuhannya saat itu juga (kecemasan neurotik), kecemasan mengenai apakah seseorang melakukan suatu kesalahan etis (kecemasan moral), dan kecemasan mengenai peristiwa-peristiwa yang mengancam seseorang (kecemasan realistik).
Seseorang memiliki insting untuk bertahan dalam menghadapi kecemasan-kecemasan itu. Freud menyebutnya sebagai defense mechanism (mekanisme pertahanan).
Dalam Kasus ratna Sarumpaet memiliki kecemasan moral yaitu kecemasan mengenai apakah seseorang melakukan kesalahan etis.Kesalahan disini ratna malu untuk menjelaskan penyebab mukanya yang lebam akibat proses sedot lemak Kecemasan tersebut membuatnya harus berbohong,tindakan ratna tersebut masih dalam tingkatan id pada psikoanalisis Sigmund freud,ia tidak dapat menekan kecemasannya untuk mengakui kenapa muka nya lebam.
Serta Ratna sarumpaet memiliki kebutuhan yang ada dalam teori Abraham Maslow[7] yaitu teori hirarki kebutuhan adalah seseorang berperilaku dan bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ,pada kasus ratna sarumpaet ia membutuhkan rasa aman untuk melindungi dirinya dari rasa emosi/kemarahan pada anaknya,karena luka lebam akibat sedot lemak.atau rasa malu pada dirinya adalah gangguan terbesar sehingga ia berbohong.serta pada tingkatan sosial ia telah memiliki banyak relasi yang pro dan percaya dengan nya sehingga terpenuhi pada tingkatan sosial untuk semakin berbohong.pada tingkatan harga diri ,ia memikirkan reputasinya,muka lebam karena proses sedot lemak di umur yang sudah tua,perasaan malu akan reputasi nya itulah mungkin menyebab kan ia untuk berbohong(membuat pernyataan bahwa ia di aniyaya).






BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Psikoanalisis merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam menganalisis psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia justru didominasi oleh alam bawah sadar yang berisi id, ego, dan super ego.
Jadi kesimpulan dari studi kasus diatas adalah Ratna merupakan salah satu contoh pribadi yang tidak sehat dikarenakan Ratna tidak dapat menyeimbangkan id, ego, dan superego yang dimilikinya. Id yang dimiliki Ratna lebih besar karena ketakutannya dengan anaknya. Ketidaksadaran menguasai alam sadar nya  bisa disebabkan oleh pemikiran malu untuk mengakui lembam yang diterimanya adalah proses dari sedot lemak. Maka dari itu ia berbohong dan nilai nilai norma yang ada di masyarakat atau yang kita sebut superego yang ada didalam dirinya, yang mengakibatkan ego atau alam sadar nya terpengaruh akibat besarnya kekuatan dari id yang dimiliki oleh Ratna. Serta ia harus memikirkan kebutuhan harga diri yaitu reputasinya tanpa memikirkan dampaknya.
III.2 Saran
Jadilah sesorang yang memiliki kepribadian yang sehat,yang dapat mengendalikan id ,ego untuk menjadi superego sebagai standar kepribadian yang memiliki hati nurani,serta memiliki kualitas berpikir .
Makalah ini tidak luput dari kesalahan jadi apabila terdapat kesalahan kami mintak sarannya dari pembaca.Terimakasi atas partisispasi pembaca dan mohon maaf atas kesalahan kami dalam membuat makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2016. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia  
Perilaku Organisasi 1.https://books.google.co.id.hal.223
Thoha,Mifta.2004.Perilaku Organisasi :Konsep Dasar dan Aplikasinya.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Prof.Dr.J.winardi,S.E.Manajemen Prilaku Organisasi.Kencana.Jakarta.2004
Helaluddin,jurnal Psikoanalisis Sigmud Freud dan implikasinya dalam pendidikan:UIN SULTAN HASANUDDIN.BANTEN:2018
Anwar, K. 2014. Problematika Belajar dalam Perspektif Psikologi Pendidikan. Jurnal Pelopor Pendidikan, 6(2), 105—107.
Ja’far, H. 2015. Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat. Psymathic: Jurnal Imiah Psikologi, 2(2), 209—221.



[1] Helaluddin,jurnal Psikoanalisis Sigmud Freud dan implikasinya dalam pendidikan:UIN SULTAN HASANUDDIN.BANTEN:2018
[2] Bertens, K. 2016. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia 
[3] Bertens, K. 2016. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia 
[7] Perilaku Organisasi 1.https://books.google.co.id.hal.223







#penunjangpembelajaran
#mahasiswastais
#MPISTAIS
#Masihbelajar

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Mengkafani Jenazah.

Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

MAKALAH PERENCANAAN EVALUASIPEMBELAJARAN