Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

Image
MAKALAH MATERI PAI “Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh” Dosen Pengampu : Misnan, M.Pd Disusun Oleh : v Mutiara Fadhilah Nasution Prodi        : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI ) Semester : IV ( Empat ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUMATERA (STAIS) MEDAN KATA PENGANTAR Alhamdulilllah,Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Saya selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat   dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MATERI PAI tentang Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh. Mengingat isinya sangat penting seba gai bahan pembelajaran agar ter capainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok. Mudah-mudahan makalah ini besar   manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesu

manajemen lembaga pendidikan islam"pengambilan keputusan dalam organisasi lembaga pendidikan"(STAIS MEDAN)


MAKALAH MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
" Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga Pendidikan

Dosen Pengampu : Nona Kumala Sari,M.Ap
Disusun Oleh :
v Doharni Rambe
v Mutiara Fadhilah Nasution
v Sahrul ramadhan
Prodi         : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI )
Kelompok : 1( Satu )
Semester    : V(Lima )
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUMATERA
(STAIS)
MEDAN








KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah,Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat  dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Pembahasan Tentang Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga Pendidikan.
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok.
Mudah-mudahan makalah ini besar  manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.



Medan,2 November 2018




KELOMPOK 1




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................               i
DAFTAR ISI............................................................................................................              ii
BAB I   PENDAHULUAN
I.3. Latar Belakang...................................................................................................              1
I.2. Rumusan Masalah.............................................................................................               1
I.1. Tujuan................................................................................................................              1
BAB II  PEMBAHASAN
II.1Konsep Dasar Pengambilan Keputusan  dalam Organisasi………….................             2
II.2 Kebijakan Dasar Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan..........            5
II.3 Gaya dan Model Pengambilan Keputusan………..............................................             8
II.4 Model Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam
Kepemimpinan Organisasi Lembaga Pendikan……………………..……..….             9
BAB III  PENUTUP
III.1. Kesimpulan......................................................................................................              13
III.2 Saran…………………………………………………………………………               13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................             14






BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Setiap tindakan manusia dalam kehidupan sehari hari,selalu didasari oleh keputusan yang di ambil.mulai aktifitas individu hingga aktivitas dalam organisasi,semuanya di dasari pada keputusan yang telah di tetapkan sebelumnya.akan tetapi,karena keputusan keputusan tersebut telah rutin di ambil biasanya tidak lagi berpikirkan lama untuk menetapkan keputusan tersebut.setiap tindakan seolah olah di lakukan begutu saja secara alami tanpa pertimbangan.
Akan tetapi,keputusan untuk memilih ini tidakselalumudah,terutama karena kita mempunyai berbagai keterbatasan.apabila dengan keterbatasan tersebut kita di paksa untuk mendapatkan sesuatau yang sangat ideal tidak jarang keputusan tersebut menjadi salah.akibatnya kita harus menanggung resiko memilih pilihan yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupunorganisasi.

I.2 Rumusan Masalah
1.   Apa sajakah konsep dasar pengambilan keputusan dalam organisasi ?
2.   Bagaimanakah kebijakan dasar pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan?
3.   Apasaja kah gaya dan model pengambilan keputusan ?
4.   Apakah yang dimaksud dengan model pengambilan keputusan partisipatif dalam kepemimpinan organisasi lembaga pendidikan?

I.3 Tujuan Masalah
1.  Untuk mengetahui apa itu konsep dasar pengambilan keputusan dalam organisasi
2.  Untuk mengetahui apa itu kebijakan dasar pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan
3.  Untuk mengetahui model dan gaya pengambil keputusan
4.  Untuk mengetahui model pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
1.      Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Di lihat dari segi segi pengertiannya,keputusan adalah pemutusan atau pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem,untuk menjawab pertanyaan apayang harus di perbuat guna mengatasi masalah tersebut,dengan menjadikan pilihan pada salah satu alternative tertentu.[1]
Siagian (1993) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk menentukan satu alternative dari berbagai alternative [2]
Dari beberapa pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan prosses pemilihan satu alternative untuk pemecahan masalah.dengan kata lain,keputusan merupakan suatu pemutusan atau pengakhiran daripada suatu proses pemikiran dari jumlah alternative yang ada,untuk menjawab pertanyaan apa yang harus di perbuat guna mengatasi masalah tersebut.
Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan seluruh kegiataan organisasi,dan meliputi seluruh fungsi manajement dalam organisasi.lembaga pendidikan pun tidak terlepas dari pengambilan keputusan itu sendiri,baik pengambilan keputusan pada tingakat yang sederhana maupun pada tingkat yang sulit sesuai dengan alternative yang di gunakan.
Pada akhirnya,kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi  dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efesien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuannya.





2.      Prinsip-Prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut piet sahertian (1994) adalah.
a.       Dapat di bedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan pemecahan masalah.
b.      Pengambilan keputusan harus selalu di lihat dalam ikatannya dengan tujuan tujuan yang hendak di capai
c.       Sebab pengambilan keputusan sering mengandung factor menerka maka selalu di perlukan data penunjang dan analisa yang komperehensip dalam mengambil suatu keputusan.
d.      Pimpinan tidak hanya mau mengambil keputusan,tetapi juga bertanggung jawab atas segala tindakan keputusan itu.
3.      Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Piet sahertian (1994), menjelaskan fungsi dan tujuan pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut.[3]
a.       Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah,baik secara individual maupun secara kelompok,baik secara institusional maupun secara organisasional.
b.      Sesuatu yang bersifat futuristic,yaitu berkaitan dengan hari depan,masa yang akan datang yang efeknya atau pengarahnya berlangsung cukup lama.
4.       Tujuan Pengambilan Keputusan
 Tujuan dari pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
a.       Tujuan yang bersifat tunggal,terjadi apabilakeputusan yang di hasilkan hanya mengangkut satu masalah.
b.      Tujuan yang bersifat ganda,terjadi apabila keputusan yang di ambil sekaligus emecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontradiktif.



5.      Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan
Menurut ibnu syamsi (1995) unsur unsur dalam pengambilan ke putusan yg harus dpertimbangkan adalah sebagai berikut
·         Tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan nyg ingin dcapai dari pengambilan kuputusan tersebut
·         Identufikasi alternatif’’ keputusan untuk memecahkan masalah yg dpilih untuk mencapai tujuan tersebut
·         Perhitungan mengenai paktor paktor yg tidak dapat dketahui sebelumnya atau dluar jangkauan manusia
·         Sarana atau untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari sesuatu  pengambilan keputusan
6.      Faktor factor yg memengaruhi pemgambilan kuputusan
Factor factor yang memengaruhi pengambilan keputusan,menurut Ety Rodiaty,dkk.(2008) adalah sebagai berikut.[4]
·         Kedudukan
·         Masalah
·         Situasi
·         Kondisi tujuan
Di samping  beberapa fakltor tersebut,pengambilan keputusan yang akan di perlakukan oleh seorang pemimpin atau manejer di pengaruhi pula oleh bebrapa factor dinamika berikut.
·         Dinamika individu
·         Dinamika kelompok
·         Dinamika lingkungan
Selain beberapa factor tersebut,beberapa factor lain juga memengaruhi seseorang dalam pengambillan keputusan,menurut Asnawir(2006) :
1)           System nilai yang berlaku dalam hubungan antara individu dan masyarakat
2)           Persefsi atau pandangan seseorang terhadap suatu masalah
3)           Keterbatasan manusiawi,antara lain ketikmampuan mengumpulkan informasi secara langsung
4)           Perilaku politik,kekuasaan,dan kekuatan yang terjadi.
5)           Keterbatasan dan kesibukan waktu,mengakibatkan informasi yang di peroleh sangat terbatas pulauntuk digunakan dalam pengambilan keputusan
6)           Gaya kepemimpinan yang di miliki seseorang juga akan mewarnai corak keputusan yang di ambil
II.2 Kebijakan dasar pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan
1.      Esensi kebijakan pengambilan keputusan
Menurut SIagian dalam Asnawir,(2006):203,pengambilan keputusan merupakan suatupendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang di hadapi
Dengan demikian,dapat di artikan bahwa kebijakan pengambilan keputusan adalah memilih alternative yang di anggap pal;ing tepat dari beberapa alternative yang di rumuskan.keputusan itu harus bersifat fleksibel,analitis,dan mungkin untuk di laksanakan dengan dorongan sarana dan prasarana dan sumber daya yang tersedia(berupa manusia dan materi).
2.      Dasar pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam macam,bergantung dari permasalahannya.Terry(syamsi,2000),mengumukakan beberapa dasar pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut:
·         Instuisi. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada instuisi adalah cara seorang pemimpinan mengambil keputusan denan menggunakan inner feeling.ada dua keuntungan yang dapatb di peroleh dengan menggunakan instuisi dalam menggambil keputusan,yaitu cepat dan pengaruhnya dapat di batasi.
·         Fakta. Pengambil keputusan berdasarkan pada fakta yang lebih rasional dan objective karena menggunakan metodologi.sebelum mengambil keputusan,fakta tersebut diaanalisis,dikllasifikasikan dan diinterprestasikan.
·         Pengalaman. Pengambilan keputusan berdasarkan pada pengalamanadalah cara seorang pemimpin pengambil keputusan dengan menjadikan peristiwa masa lalu sebagai acuan dalam pengambil keputusan.
·         Kekuasaan. Yaitu kekuatan/kekuasaan yang di miliki oleh seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan keputusannya dilaksanakan oleh bawahannya.


Menurut syamsir torang (2013),kelebihan pada keputusan yang didasarkan atas kekuasaanadaalah karena keputusan tersebut sangat mudahdiikiti dan di terima.Akan tetapi,kelemahan keputusan yang di dasarkan atas kekuasaan adalah karena keputusan tersebut menjadi sesuatu yang rutin.hal ini di karenakan dua hal,yaitu:
·      Logika;pengambilan keputusan yang didasarkan pada logika adalah cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan melakukan studi rasional terhadap setiap informasi yang berkaitan dengan informasi keputusan yang di ambil.
·      Rasiolal;proses pengambilan keputusan yang rasional mengutamakan hubungan antara tujuan keputusan yang diambil dengan sasaran keputusan
3.      Pertimbangan dalam pengambilan keputusan
a.       Pengambilan keputusan kerspektif agama
Dalam islam ,pengambilan keputusan secara musyarah teleh menjadi wacana yg sangat menarik. Hal ini d karenakan musyawarah secara teksual merupakan pakta wahyu yg tersurat dan dapat menjadi ajaran normative dalam kepemimpinan pendidikan khususnya, dan dalam kwhidupan manusia pada.
Alquran surat al-imran ayat 159, telah memberikan pelajaran pada manusia (termasuk pemimpin) bahwa dalam menghadapi personal yg pelik dan menyangkut hajat hidup orang banyak, keputusan di ambil melalui musyawarah dari gandungan ayat itu tegas ddi tunjukkan empat sikap ideal melakukan musyawarah, yaitu sebagai berikut
·         Sikap lemah lembut
·         Member maaf dan membuka lembaran baru
·         Memiliki hubungan yang harmonis dengan allah SWT
·         Setelah selesai bermusyawarah harus berserah diri dengan bertawakkal padanya
b.      Pengambilan keputusan dalam persfective psikologi
Dari sudut pandang psikologi,pengambilan keputusan partisipatif di pandang sebagai pengambilan keputusan yang lebih baik dari yang lainnya.lukert (1976) dalam studi tentang pola dan gaya kepemimpinan dan manejer selama tiga dasarwasa berkesimpulan bahwa kepemimpinan partisifatif paling efektif dalam organisasi dan m,anajement.
Perkembangan dewasa ini memandang bahwa pendidikan dan lembagasekolah sebagai suatu system organisasi membutuhkan manajement yang andal.aspek penting dalam organisasi dan manajemen pendidikan adalah masalah kepemimpinan pendidikan.dari aspek perilaku organisasi pendidikan,pengambilan keputusaan partisipatif menjadi suatu model yang dapat meningkatkan kualaitas penyelengaraan proses pendidikan sekolah.keterlibatan dan partisipasi segenap komponen sekolah menjadi unsur yang menentukan kinerja dan keberhasilan penyelenggaraan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
c.       Pengambilan keputusan dalam persfektif sosiologi
Pengambilan keputusan secara persfektif mensyratkan keterlibatan semua warga sekolah dan pimpinan lembaga pendidikan sebagai secara aktif sesuai dengan tugaas dan tanggung jawabnya masing masing.dal;am persfektif sosiologis,pimpinan dan bawahan hendaknya menganggap satu keluarga besar,dengan pimpinan sebagai kepala keluarganya.
d.      Pengambilan keputusan dalam persfektif filsapat pendidikan
Dalam kaitanya dengan pendidikan dewasa ini,pemimpin pendidikan harus mampu mengambil keputusan sterategis (misalnya,melalui penyusunan kurikulum)agar arah pendidikan dikembalikan pada arah yang sesungguhnya.Keberanianuntuk merestorasi pendidikandipandang akan mampu menyelamatkan generasi muda dari ancaman materialistic.filsafat rekontruksionisme memandang bahwa pendidikan perlu mengubah tata susunan hidup kebudayaan yang baru untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks pendidkan islam,hal terpenting yang harus diperhatikan dalam rangka pengambilan keputusan adalah penetapan keputusan aras dasar musyawarah mufakat.sebab,dalam praktik kehidupan umat islam setiap permasalahan yang di hadapi senantiasa menempuh cara musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.musyawarah sangat di perlukan sebagai bahan pertanggung jawab bersama pada setiap proses pengambilan keputusan,sehingga setiap keputusan yang di ambil akan menjadi tanggung jawab bersama.
Oleh karena itu,musyawarah seharusnya menjadi jalan yang di tempuh oleh dunia pendidikan dalam setiap pengambilan keputusan dengan melibatkan semua komponen yang terlibat di dunia pendidikan,seperti pendidikan,peserta didik,orang tua,dan masyarakat sehingga setiap keputusan di ambil dapat di terima dan di jalankan dengan baik oleh semua komponen tersebut,karena dalam musyawarah terdapat nilai nilai kebajikan yang sangat tepat jika di terapkan di dunia pendidikan.

II.3 Gaya dan Model Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan
1.            Gaya dan Model Pengambilan Keputusan
Gaya dan model pengambilan keputusan erat berkaitannya dengan beberapa tahap yang di tempuh dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang model model pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin pendidikan dapat dilihat dari tiga tahapan pengambilan keputusan,yaitu tahap penyelidikan,tahap perancangan,tahap penilaian.
2.            Teknik Pengambilan Keputusan
·         Teknik Delphi
·         Teknik kelompok nominal
3.            Proses dan Tahapan Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan
         Dalam arti mendasar sebenarnya pengambialn keputusan sudah mengandung arti adanya pemecahan masalh.setiap keputusan di gunakan untuk memecahkan ataupun mengurangi masalah dalam sebuah organisasi.dalam pemecahan masalh menurut handoko,(2001)proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnya meliputi tahapan sebagai berikut.
·         Mengindentifikasi masalah
·         Merumuskan masalah
·         Menentukan alternative
·         Mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan keputusan setiap altrnatif
·         Memilih alternative yang baik
·         Evaluasi
Menurut herbart A.Simon (asnawir,2006:215),tiga tahap yang di tempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:
1)            Tahap penyelidikan,yaitu mempelajari lingkungan terhadap kondisi yang memerlukan keputusan.pada tahap ini data mentah yang di peroleh,diolah,dan di uji serta di jadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan
2)            Tahap perancangan, yaitu pendaftaran,pengembangan,penganalisaan,arah ti8ndakan yang mungkin dilakukan
3)            Tahap pemilihan,yaitu kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua yang ada
II.4 Model Pengambil Keputusan Partisipatif dalam Kepemimpinan Organisasi Lembaga Pendidikan
1.      Karakteristik Model Pengambilan Keputusan dalam Pemimpin Partisipatif
Para teoretikus mengemukakan empat prodesur pengambilan keputusan,yang menurut Yukl (1991),merupakan kontinum yang di gambarkan,sebagai berikut:
a)      Keputusan otokratik.pemimpin organisasi pendidikan membuat keputusan sendiri tanpa menayakan opini atau saran dari bawahannya dan orang orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusdan tersebut
b)      Konsultasi. Pemimpin organisasi pendidikan menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan dengan serius saran saran dan perhatian mereka
c)      Keputusan beersama. Pemimpin organasasi pendidikan bertemu dengan bawahannya untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut dan mengambil keputusan bersama
d)      Pendelegasiaan.pemimpin organisasi pendidik member kekuasaan serta tanggung jawab kepada seorang individu atau kelompok,untuk membuat keputusan.
2.      Kelebihan Pengambilan Keputusan Partisipatif
Menurut Yulk (1991),beberapa ke untungan potensial pengambialan keputusan partisipatip,yaitu.
a)            Meningkat kualitas sebuah keputusan apabila anggota organisasi mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak di miliki pemimpin tersebut dan bersedia bekerja sama dalam mencari suatu pemecahan yang baik untuk suatu masalah keputusan.
b)            Secara khusus kelebihan kepemimpinan partisipatif yaitu sebagai berikut
1.      Konsultasi Kebawah
2.      Konsultasi Lateral
3.      Konsultasi Keatas
4.      Konsultasi dengan Pihak Luar




3.            Ektivifitasi Modal Penganbilan Keputusan Partisipatif
Menurut vroom dan yetton (1973) dan maeir dan versel (1982) (ubben,hugnes dan Norris 2004),e fektivitas keseluruhan dari sebuah keputusan bergantunng pada dua variabel intervensi yaitu penerimaan keputusan dan kualitas keputusan [5]
 berbagai penjelasan dan penelitian telah diajukan mengenai evektifitas kepemimpinan partisipatip dalam pembuatan dan penerimaan keputusan (Anthony) 1978 maier 1963;Michael strauss 1963) efektivitas partisipasi dalam pemgambilan keputusan dan penerimaan keputusan adalah sebagai berikut
a.             orang orang yg mempunyai pengaruh yg cukup besar dalam pengambilan keputusan cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan hal tersebut dan merasakan nya sebagai keputusannya, yg akan lebih menikmati motipasi merekan untuk melaksana kan keputtusan tersebut dengan berhasil
b.             partifasi juga memberikan pengertian yg lebih baik mengenai sifat masalah keputusan dan alasan mengapa suatu alternatif diterima dan yg lain d tolak. Parah pesrta memperoleh pengertian yg lebih baik mengenai bagaimana mereka akan d pengeraruh oleh sebuah keputusan yg kemungkinan akan mengurangi rasa takut apa saja yg tidak berasalasan  dan ketengangan  ketengangan menganai hal tersebut
c.             partivasi juga memungkin kan orang memperoleh peluang untuk untuk melindungi kepentingan mereka jika benar benar terancam, dengan mengemukan rasa perihatin mereka dan membantu untuk mencari suatu pemecahan yg menanggapi rasa kerihatin tersbut
d.             sebuah keputusan yg telah dbuat oleh sebuah proses kelompok yg d angkap sah, memungkinkan para anggota yg lain agar menjalankan keputusan yg di ambil dalam implementasinya.
e.             Sebuah keputusan yang telah dibuat oleh sebuah proses kelompok yang dianggap sah,memungkinkan para anggota menggunakan tekanan sosial terhadap anggota yang lain agar menjalankan keputusan yang diambil dalam implementasinya.

Adapun efek dari partisipasi terhadap kualitas keputusan, menurut yuk (1991) sebagai berikut.
a.             Partisipasi akan menghasilkan keputusan yg lebih baik apabila para bawahan mempunyai informasi yg relepan dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemimpin tersbut dalam membuat keputusan yg baik;
b.            Apa bila di antara bawahan terjadi perbedaan yg memiliki kualitas lebih tinggi karena pemimpin akan mempertahan kan control terhadap pilihan terakhit
4.      Keterbatasan Pengambilan Keputusan Parsitipatif
Yukl (1991) mengemukakan pengambilan keputusan partisipasif memiliki keterbatasan sebagai berikut
·               Bentuk partisipasi efektif pada setuasi tertentu, tetapi tidak pada situasi lainnya (VROM & jago 1988). Karena partisipasi memerlukan banyak waktu , kadang bertele tele. Dalam keadaan darurat untuk berkonsuitasi dan berduskusi tidak efektif, pemimpin harus cepat dan harus tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil kebijaksanaan sesuai dengan setuasi dan kebutuhan manajemen dan organisasi
·               Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudoparticipation) yaitu pemimpin mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas, tetapi bukan dalam proses pengambilan keputusan; pada umumnya manajer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya, tetapi masukan dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodasi dalam pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan
5.      Implementasi Model Pengambilan Keputusan Partisipasif dalam Kepemimpinan Organisasi Keputusan
Berbicara mengenai implementasi pengambilan keputusan dalam pengambilan berkaitan erat dengan perilaku birokrasi pendidikan dalam pengambilan keputusan peran serta ketiga pemimpin dalam pengambilan keputusan ditegaskan oleh French (1960) dalam salusu (1996;233) bahwa peran serta menunjukan suatu proses dua atau lebih pihak yg memengaruhi satu terhadap yg lainnya dalam membuat rencana, kebijaksaan dan keputusan.
Pentingnya peran sedrta dalam proses pengambilan keputusan di akui juga oleh  Alutto dan Belasco 1972 (Salusu,1996),yang menyatakan bahwa dengan adanya peran serta ada jaminan bahwa anggota organisasi pendidikan tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang di ambil yaitu sebagai berikut ;
a.             Peran Pemimpin Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif
Ada 6 model gaya pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh pemimpin,yaitu sebagai berikut.
·               Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya.
·               Pemimpin menjual keputasan
·               Pemimpin menyampaikan ide” dan mengundang pertanyaan
·               Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat di ubah
·               Pemimpin mengajukan permasalahan,meminta saran saran dan mengambil keputusan
·               Pemimpin mengijinkan bawahan melakukan fungsi fungsinya dalam batas batas yang telah dirumuskan oleh.
b.            Peran  Bawahan dalam Pengambilan Keputusan
Berkaitan dengan peran bawahan dalam pengambilan keputusan dalam kepemimpinan pendidikan,Menurut (Rawis,2000),ada dua konser yang perlu di gaji.
Aspirasi bawahan pada umumnya ada yag tinggi dan ada yang rendah.Menurut Thumburg(prayitno,1989),faktor yang menimbulkan tinggi rendah tinggatnya aspira sbb:
1)            Faktor yang menyebabkan aspirasi tingkat adalah.
·         Pengalaman sukses
·         Tugas tugas yang sukar menuntut kerja keras
·         Merasa terkontrol oleh diri sendiri
·         Tugas tugas yang relapan dengan kebutuhan akademis maupun jabatan yang di harapkan
2)            Faktor yang menyebabkan aspirasi rendah adalah:
·         Pengalaman gagal
·         Tugas tugas yang mudah sehingga dengan usaha bawahan sedikit dapat menyelasaikan suatu masalah
·         Bergantung pada control orang lain
·         Informasi yang dirasakan tidak berguna
·         Tujuan yang tidak realistik




BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan seluruh kegiataan organisasi,dan meliputi seluruh fungsi manajement dalam organisasi.lembaga pendidikan pun tidak terlepas dari pengambilan keputusan itu sendiri,baik pengambilan keputusan pada tingakat yang sederhana maupun pada tingkat yang sulit sesuai dengan alternative yang di gunakan.
Factor factor yang memengaruhi pengambilan keputusan,menurut Ety Rodiaty,dkk.(2008) adalah sebagai berikut.
·              Kedudukan
·              Masalah
·              Situasi
·              Kondisi tujuan
III.2 Saran
        Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.









DAFTAR PUSTAKA

Prajudi Atmosudirdho S.1982,Beberapa pandangan umum tentang pengambilan keputusan:Decision Making,Jakarta:Ghalia indonesia,hlm.87.
H.,Handoko,2001,manajemen,Edisi 2,fakultas ekonomi universitas gajah madah,Yogyakarta:BPFE,hlm.129.
Op.cit.,A.Piet sahertian,1994,dimensi….,hlm.152-153.
Ibnu syamsi,1995,pengambilan keputusan dan sistem informasi,Jakarta:Bumi Aksara,13.
Asnawir,2006,manajemen pendidikan,padang:IAIN IB press,hlm.221-222



[1] Prajudi Atmosudirdho S.1982,Beberapa pandangan umum tentang pengambilan keputusan:Decision Making,Jakarta:Ghalia indonesia,hlm.87.
[2] H.,Handoko,2001,manajemen,Edisi 2,fakultas ekonomi universitas gajah madah,Yogyakarta:BPFE,hlm.129.

[3] Op.cit.,A.Piet sahertian,1994,dimensi….,hlm.152-153.

[4] Ibnu syamsi,1995,pengambilan keputusan dan sistem informasi,Jakarta:Bumi Aksara,13.

[5] Asnawir,2006,manajemen pendidikan,padang:IAIN IB press,hlm.221-222


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Mengkafani Jenazah.

Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

MAKALAH PERENCANAAN EVALUASIPEMBELAJARAN