MAKALAH MANAJEMEN
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
" Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga
Pendidikan”
Dosen Pengampu : Nona Kumala Sari,M.Ap
Disusun
Oleh :
v Doharni Rambe
v Mutiara Fadhilah Nasution
v Sahrul ramadhan
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
( MPI )
Kelompok : 1( Satu )
Semester
:
V(Lima )
SEKOLAH
TINGGI
AGAMA
ISLAM SUMATERA
(STAIS)
MEDAN
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilllah,Kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat
Kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat
menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini
dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat
dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Pembahasan Tentang
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Lembaga Pendidikan.
Mengingat
isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah
kelompok.
Mudah-mudahan
makalah ini besar manfaatnya bagi para
pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa
menghantarkan kesuksesan dalam belajar.
Medan,2 November 2018
KELOMPOK
1
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
............................................................................................
i
DAFTAR
ISI............................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
I.3.
Latar
Belakang...................................................................................................
1
I.2.
Rumusan
Masalah.............................................................................................
1
I.1.
Tujuan................................................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
II.1Konsep Dasar Pengambilan Keputusan dalam Organisasi…………................. 2
II.2 Kebijakan Dasar Pengambilan Keputusan dalam
Organisasi Pendidikan.......... 5
II.3 Gaya dan Model Pengambilan Keputusan……….............................................. 8
II.4 Model Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam
Kepemimpinan Organisasi Lembaga
Pendikan……………………..……..…. 9
BAB
III PENUTUP
III.1.
Kesimpulan...................................................................................................... 13
III.2 Saran………………………………………………………………………… 13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Setiap tindakan
manusia dalam kehidupan sehari hari,selalu didasari oleh keputusan yang di
ambil.mulai aktifitas individu hingga aktivitas dalam organisasi,semuanya di
dasari pada keputusan yang telah di tetapkan sebelumnya.akan tetapi,karena
keputusan keputusan tersebut telah rutin di ambil biasanya tidak lagi
berpikirkan lama untuk menetapkan keputusan tersebut.setiap tindakan seolah
olah di lakukan begutu saja secara alami tanpa pertimbangan.
Akan
tetapi,keputusan untuk memilih ini tidakselalumudah,terutama karena kita
mempunyai berbagai keterbatasan.apabila dengan keterbatasan tersebut kita di
paksa untuk mendapatkan sesuatau yang sangat ideal tidak jarang keputusan
tersebut menjadi salah.akibatnya kita harus menanggung resiko memilih pilihan
yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupunorganisasi.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa
sajakah konsep dasar pengambilan keputusan dalam organisasi ?
2. Bagaimanakah
kebijakan dasar pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan?
3. Apasaja
kah gaya dan model pengambilan keputusan ?
4. Apakah
yang dimaksud dengan model pengambilan keputusan partisipatif dalam
kepemimpinan organisasi lembaga pendidikan?
I.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar
pengambilan keputusan dalam organisasi
2. Untuk mengetahui apa itu kebijakan dasar
pengambilan keputusan dalam organisasi pendidikan
3. Untuk mengetahui model dan gaya pengambil
keputusan
4. Untuk mengetahui model pengambilan keputusan
dalam organisasi pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Konsep Dasar Pengambilan
Keputusan Dalam Organisasi
1. Pengertian
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Di lihat dari segi
segi pengertiannya,keputusan adalah pemutusan atau pengakhiran dari proses
pemikiran tentang suatu masalah atau problem,untuk menjawab pertanyaan apayang
harus di perbuat guna mengatasi masalah tersebut,dengan menjadikan pilihan pada
salah satu alternative tertentu.
Siagian (1993) mendefinisikan
pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk menentukan satu alternative
dari berbagai alternative
Dari beberapa
pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan
prosses pemilihan satu alternative untuk pemecahan masalah.dengan kata
lain,keputusan merupakan suatu pemutusan atau pengakhiran daripada suatu proses
pemikiran dari jumlah alternative yang ada,untuk menjawab pertanyaan apa yang
harus di perbuat guna mengatasi masalah tersebut.
Pengambilan keputusan sangat erat
hubungannya dengan seluruh kegiataan organisasi,dan meliputi seluruh fungsi
manajement dalam organisasi.lembaga pendidikan pun tidak terlepas dari
pengambilan keputusan itu sendiri,baik pengambilan keputusan pada tingakat yang
sederhana maupun pada tingkat yang sulit sesuai dengan alternative yang di
gunakan.
Pada akhirnya,kegiatan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi agar
permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan
sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efesien dan efektif dalam
rangka mencapai suatu tujuannya.
2. Prinsip-Prinsip
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut
piet sahertian (1994) adalah.
a. Dapat
di bedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan pemecahan masalah.
b. Pengambilan
keputusan harus selalu di lihat dalam ikatannya dengan tujuan tujuan yang
hendak di capai
c. Sebab
pengambilan keputusan sering mengandung factor menerka maka selalu di perlukan
data penunjang dan analisa yang komperehensip dalam mengambil suatu keputusan.
d. Pimpinan
tidak hanya mau mengambil keputusan,tetapi juga bertanggung jawab atas segala
tindakan keputusan itu.
3. Fungsi
dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Piet sahertian (1994), menjelaskan
fungsi dan tujuan pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut.
a. Pangkal
permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah,baik secara
individual maupun secara kelompok,baik secara institusional maupun secara
organisasional.
b. Sesuatu
yang bersifat futuristic,yaitu berkaitan dengan hari depan,masa yang akan
datang yang efeknya atau pengarahnya berlangsung cukup lama.
4. Tujuan Pengambilan Keputusan
Tujuan dari pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut.
a. Tujuan
yang bersifat tunggal,terjadi apabilakeputusan yang di hasilkan hanya
mengangkut satu masalah.
b. Tujuan
yang bersifat ganda,terjadi apabila keputusan yang di ambil sekaligus emecahkan
dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontradiktif.
5. Unsur-Unsur
Pengambilan Keputusan
Menurut ibnu syamsi
(1995) unsur unsur dalam pengambilan ke putusan yg harus dpertimbangkan adalah
sebagai berikut
·
Tujuan dari
pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan nyg ingin dcapai
dari pengambilan kuputusan tersebut
·
Identufikasi
alternatif’’ keputusan untuk memecahkan masalah yg dpilih untuk mencapai tujuan
tersebut
·
Perhitungan
mengenai paktor paktor yg tidak dapat dketahui sebelumnya atau dluar jangkauan
manusia
·
Sarana atau untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari sesuatu
pengambilan keputusan
6. Faktor
factor yg memengaruhi pemgambilan kuputusan
Factor factor yang memengaruhi
pengambilan keputusan,menurut Ety Rodiaty,dkk.(2008) adalah sebagai berikut.
·
Kedudukan
·
Masalah
·
Situasi
·
Kondisi tujuan
Di
samping beberapa fakltor
tersebut,pengambilan keputusan yang akan di perlakukan oleh seorang pemimpin
atau manejer di pengaruhi pula oleh bebrapa factor dinamika berikut.
·
Dinamika individu
·
Dinamika kelompok
·
Dinamika lingkungan
Selain beberapa factor
tersebut,beberapa factor lain juga memengaruhi seseorang dalam pengambillan
keputusan,menurut Asnawir(2006) :
1)
System nilai yang
berlaku dalam hubungan antara individu dan masyarakat
2)
Persefsi atau
pandangan seseorang terhadap suatu masalah
3)
Keterbatasan
manusiawi,antara lain ketikmampuan mengumpulkan informasi secara langsung
4)
Perilaku
politik,kekuasaan,dan kekuatan yang terjadi.
5)
Keterbatasan dan
kesibukan waktu,mengakibatkan informasi yang di peroleh sangat terbatas
pulauntuk digunakan dalam pengambilan keputusan
6)
Gaya kepemimpinan
yang di miliki seseorang juga akan mewarnai corak keputusan yang di ambil
II.2 Kebijakan dasar pengambilan
keputusan dalam organisasi pendidikan
1. Esensi
kebijakan pengambilan keputusan
Menurut SIagian dalam
Asnawir,(2006):203,pengambilan keputusan merupakan suatupendekatan yang
sistematis terhadap suatu masalah yang di hadapi
Dengan demikian,dapat di artikan
bahwa kebijakan pengambilan keputusan adalah memilih alternative yang di anggap
pal;ing tepat dari beberapa alternative yang di rumuskan.keputusan itu harus
bersifat fleksibel,analitis,dan mungkin untuk di laksanakan dengan dorongan
sarana dan prasarana dan sumber daya yang tersedia(berupa manusia dan materi).
2. Dasar
pengambilan keputusan
Dasar pengambilan keputusan itu
bermacam macam,bergantung dari permasalahannya.Terry(syamsi,2000),mengumukakan
beberapa dasar pengambilan keputusan,yaitu sebagai berikut:
·
Instuisi.
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada instuisi adalah cara seorang
pemimpinan mengambil keputusan denan menggunakan inner feeling.ada dua keuntungan yang dapatb di peroleh dengan
menggunakan instuisi dalam menggambil keputusan,yaitu cepat dan pengaruhnya
dapat di batasi.
·
Fakta. Pengambil
keputusan berdasarkan pada fakta yang lebih rasional dan objective karena
menggunakan metodologi.sebelum mengambil keputusan,fakta tersebut
diaanalisis,dikllasifikasikan dan diinterprestasikan.
·
Pengalaman. Pengambilan
keputusan berdasarkan pada pengalamanadalah cara seorang pemimpin pengambil
keputusan dengan menjadikan peristiwa masa lalu sebagai acuan dalam pengambil
keputusan.
·
Kekuasaan. Yaitu
kekuatan/kekuasaan yang di miliki oleh seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan dan keputusannya dilaksanakan oleh bawahannya.
Menurut syamsir torang
(2013),kelebihan pada keputusan yang didasarkan atas kekuasaanadaalah karena
keputusan tersebut sangat mudahdiikiti dan di terima.Akan tetapi,kelemahan
keputusan yang di dasarkan atas kekuasaan adalah karena keputusan tersebut
menjadi sesuatu yang rutin.hal ini di karenakan dua hal,yaitu:
· Logika;pengambilan
keputusan yang didasarkan pada logika adalah cara seorang pemimpin mengambil
keputusan dengan melakukan studi rasional terhadap setiap informasi yang
berkaitan dengan informasi keputusan yang di ambil.
· Rasiolal;proses
pengambilan keputusan yang rasional mengutamakan hubungan antara tujuan
keputusan yang diambil dengan sasaran keputusan
3.
Pertimbangan dalam
pengambilan keputusan
a. Pengambilan
keputusan kerspektif agama
Dalam islam ,pengambilan keputusan
secara musyarah teleh menjadi wacana yg sangat menarik. Hal ini d karenakan
musyawarah secara teksual merupakan pakta wahyu yg tersurat dan dapat menjadi
ajaran normative dalam kepemimpinan pendidikan khususnya, dan dalam kwhidupan
manusia pada.
Alquran surat al-imran ayat 159,
telah memberikan pelajaran pada manusia (termasuk pemimpin) bahwa dalam
menghadapi personal yg pelik dan menyangkut hajat hidup orang banyak, keputusan
di ambil melalui musyawarah dari gandungan ayat itu tegas ddi tunjukkan empat
sikap ideal melakukan musyawarah, yaitu sebagai berikut
·
Sikap lemah lembut
·
Member maaf dan
membuka lembaran baru
·
Memiliki hubungan
yang harmonis dengan allah SWT
·
Setelah selesai
bermusyawarah harus berserah diri dengan bertawakkal padanya
b. Pengambilan
keputusan dalam persfective psikologi
Dari sudut pandang
psikologi,pengambilan keputusan partisipatif di pandang sebagai pengambilan
keputusan yang lebih baik dari yang lainnya.lukert (1976) dalam studi tentang
pola dan gaya kepemimpinan dan manejer selama tiga dasarwasa berkesimpulan
bahwa kepemimpinan partisifatif paling efektif dalam organisasi dan
m,anajement.
Perkembangan dewasa ini memandang
bahwa pendidikan dan lembagasekolah sebagai suatu system organisasi membutuhkan
manajement yang andal.aspek penting dalam organisasi dan manajemen pendidikan
adalah masalah kepemimpinan pendidikan.dari aspek perilaku organisasi
pendidikan,pengambilan keputusaan partisipatif menjadi suatu model yang dapat
meningkatkan kualaitas penyelengaraan proses pendidikan sekolah.keterlibatan
dan partisipasi segenap komponen sekolah menjadi unsur yang menentukan kinerja
dan keberhasilan penyelenggaraan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
c. Pengambilan
keputusan dalam persfektif sosiologi
Pengambilan keputusan secara
persfektif mensyratkan keterlibatan semua warga sekolah dan pimpinan lembaga
pendidikan sebagai secara aktif sesuai dengan tugaas dan tanggung jawabnya
masing masing.dal;am persfektif sosiologis,pimpinan dan bawahan hendaknya
menganggap satu keluarga besar,dengan pimpinan sebagai kepala keluarganya.
d. Pengambilan
keputusan dalam persfektif filsapat pendidikan
Dalam
kaitanya dengan pendidikan dewasa ini,pemimpin pendidikan harus mampu mengambil
keputusan sterategis (misalnya,melalui penyusunan kurikulum)agar arah
pendidikan dikembalikan pada arah yang sesungguhnya.Keberanianuntuk merestorasi
pendidikandipandang akan mampu menyelamatkan generasi muda dari ancaman
materialistic.filsafat rekontruksionisme memandang bahwa pendidikan perlu
mengubah tata susunan hidup kebudayaan yang baru untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks pendidkan islam,hal
terpenting yang harus diperhatikan dalam rangka pengambilan keputusan adalah
penetapan keputusan aras dasar musyawarah mufakat.sebab,dalam praktik kehidupan
umat islam setiap permasalahan yang di hadapi senantiasa menempuh cara
musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.musyawarah sangat di perlukan
sebagai bahan pertanggung jawab bersama pada setiap proses pengambilan
keputusan,sehingga setiap keputusan yang di ambil akan menjadi tanggung jawab
bersama.
Oleh karena itu,musyawarah seharusnya
menjadi jalan yang di tempuh oleh dunia pendidikan dalam setiap pengambilan
keputusan dengan melibatkan semua komponen yang terlibat di dunia
pendidikan,seperti pendidikan,peserta didik,orang tua,dan masyarakat sehingga
setiap keputusan di ambil dapat di terima dan di jalankan dengan baik oleh
semua komponen tersebut,karena dalam musyawarah terdapat nilai nilai kebajikan
yang sangat tepat jika di terapkan di dunia pendidikan.
II.3 Gaya dan Model
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan
1.
Gaya dan Model
Pengambilan Keputusan
Gaya dan model pengambilan keputusan erat
berkaitannya dengan beberapa tahap yang di tempuh dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh seorang model model pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh seorang pemimpin pendidikan dapat dilihat dari tiga tahapan pengambilan
keputusan,yaitu tahap penyelidikan,tahap perancangan,tahap penilaian.
2.
Teknik Pengambilan
Keputusan
·
Teknik Delphi
·
Teknik kelompok
nominal
3.
Proses dan Tahapan
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan
Dalam
arti mendasar sebenarnya pengambialn keputusan sudah mengandung arti adanya
pemecahan masalh.setiap keputusan di gunakan untuk memecahkan ataupun
mengurangi masalah dalam sebuah organisasi.dalam pemecahan masalh menurut
handoko,(2001)proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada
dasarnya meliputi tahapan sebagai berikut.
·
Mengindentifikasi
masalah
·
Merumuskan masalah
·
Menentukan
alternative
·
Mengidentifikasi
akibat atau konsekuensi dari pengambilan keputusan setiap altrnatif
·
Memilih
alternative yang baik
·
Evaluasi
Menurut herbart A.Simon
(asnawir,2006:215),tiga tahap yang di tempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu
sebagai berikut:
1)
Tahap
penyelidikan,yaitu mempelajari lingkungan terhadap kondisi yang memerlukan
keputusan.pada tahap ini data mentah yang di peroleh,diolah,dan di uji serta di
jadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan
2)
Tahap perancangan,
yaitu pendaftaran,pengembangan,penganalisaan,arah ti8ndakan yang mungkin
dilakukan
3)
Tahap
pemilihan,yaitu kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua yang ada
II.4 Model Pengambil
Keputusan Partisipatif dalam Kepemimpinan Organisasi Lembaga Pendidikan
1. Karakteristik
Model Pengambilan Keputusan dalam Pemimpin Partisipatif
Para teoretikus mengemukakan empat
prodesur pengambilan keputusan,yang menurut Yukl (1991),merupakan kontinum yang
di gambarkan,sebagai berikut:
a) Keputusan
otokratik.pemimpin organisasi pendidikan membuat keputusan sendiri tanpa
menayakan opini atau saran dari bawahannya dan orang orang tersebut tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusdan tersebut
b) Konsultasi.
Pemimpin organisasi pendidikan menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil
keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan dengan serius saran saran dan
perhatian mereka
c) Keputusan
beersama. Pemimpin organasasi pendidikan bertemu dengan bawahannya untuk
mendiskusikan masalah keputusan tersebut dan mengambil keputusan bersama
d) Pendelegasiaan.pemimpin
organisasi pendidik member kekuasaan serta tanggung jawab kepada seorang
individu atau kelompok,untuk membuat keputusan.
2. Kelebihan
Pengambilan Keputusan Partisipatif
Menurut Yulk (1991),beberapa ke
untungan potensial pengambialan keputusan partisipatip,yaitu.
a)
Meningkat kualitas
sebuah keputusan apabila anggota organisasi mempunyai informasi dan pengetahuan
yang tidak di miliki pemimpin tersebut dan bersedia bekerja sama dalam mencari
suatu pemecahan yang baik untuk suatu masalah keputusan.
b)
Secara khusus
kelebihan kepemimpinan partisipatif yaitu sebagai berikut
1. Konsultasi
Kebawah
2. Konsultasi
Lateral
3. Konsultasi
Keatas
4. Konsultasi
dengan Pihak Luar
3.
Ektivifitasi Modal
Penganbilan Keputusan Partisipatif
Menurut vroom dan yetton (1973) dan maeir
dan versel (1982) (ubben,hugnes dan Norris 2004),e fektivitas keseluruhan dari
sebuah keputusan bergantunng pada dua variabel intervensi yaitu penerimaan
keputusan dan kualitas keputusan
berbagai penjelasan dan penelitian telah
diajukan mengenai evektifitas kepemimpinan partisipatip dalam pembuatan dan
penerimaan keputusan (Anthony) 1978 maier 1963;Michael strauss 1963)
efektivitas partisipasi dalam pemgambilan keputusan dan penerimaan keputusan
adalah sebagai berikut
a.
orang orang yg
mempunyai pengaruh yg cukup besar dalam pengambilan keputusan cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan hal tersebut dan merasakan nya sebagai
keputusannya, yg akan lebih menikmati motipasi merekan untuk melaksana kan
keputtusan tersebut dengan berhasil
b.
partifasi juga memberikan pengertian yg lebih
baik mengenai sifat masalah keputusan dan alasan mengapa suatu alternatif
diterima dan yg lain d tolak. Parah pesrta memperoleh pengertian yg lebih baik
mengenai bagaimana mereka akan d pengeraruh oleh sebuah keputusan yg
kemungkinan akan mengurangi rasa takut apa saja yg tidak berasalasan dan ketengangan ketengangan menganai hal tersebut
c.
partivasi juga
memungkin kan orang memperoleh peluang untuk untuk melindungi kepentingan
mereka jika benar benar terancam, dengan mengemukan rasa perihatin mereka dan
membantu untuk mencari suatu pemecahan yg menanggapi rasa kerihatin tersbut
d.
sebuah keputusan yg telah dbuat oleh sebuah
proses kelompok yg d angkap sah, memungkinkan para anggota yg lain agar
menjalankan keputusan yg di ambil dalam implementasinya.
e.
Sebuah keputusan
yang telah dibuat oleh sebuah proses kelompok yang dianggap sah,memungkinkan para
anggota menggunakan tekanan sosial terhadap anggota yang lain agar menjalankan
keputusan yang diambil dalam implementasinya.
Adapun efek dari partisipasi terhadap
kualitas keputusan, menurut yuk (1991) sebagai berikut.
a.
Partisipasi akan
menghasilkan keputusan yg lebih baik apabila para bawahan mempunyai informasi
yg relepan dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemimpin tersbut dalam
membuat keputusan yg baik;
b.
Apa bila di antara
bawahan terjadi perbedaan yg memiliki kualitas lebih tinggi karena pemimpin
akan mempertahan kan control terhadap pilihan terakhit
4. Keterbatasan
Pengambilan Keputusan Parsitipatif
Yukl (1991) mengemukakan pengambilan
keputusan partisipasif memiliki keterbatasan sebagai berikut
·
Bentuk partisipasi
efektif pada setuasi tertentu, tetapi tidak pada situasi lainnya (VROM &
jago 1988). Karena partisipasi memerlukan banyak waktu , kadang bertele tele.
Dalam keadaan darurat untuk berkonsuitasi dan berduskusi tidak efektif,
pemimpin harus cepat dan harus tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil
kebijaksanaan sesuai dengan setuasi dan kebutuhan manajemen dan organisasi
·
Kecenderungan
terjadinya partisipasi semu (pseudoparticipation) yaitu pemimpin mencoba untuk
melibatkan bawahan dalam tugas, tetapi bukan dalam proses pengambilan
keputusan; pada umumnya manajer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya, tetapi
masukan dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodasi dalam pembuatan
keputusan dan pengambilan kebijakan
5. Implementasi
Model Pengambilan Keputusan Partisipasif dalam Kepemimpinan Organisasi Keputusan
Berbicara mengenai implementasi
pengambilan keputusan dalam pengambilan berkaitan erat dengan perilaku
birokrasi pendidikan dalam pengambilan keputusan peran serta ketiga pemimpin dalam
pengambilan keputusan ditegaskan oleh French (1960) dalam salusu (1996;233)
bahwa peran serta menunjukan suatu proses dua atau lebih pihak yg memengaruhi
satu terhadap yg lainnya dalam membuat rencana, kebijaksaan dan keputusan.
Pentingnya peran sedrta dalam proses
pengambilan keputusan di akui juga oleh Alutto
dan Belasco 1972 (Salusu,1996),yang menyatakan bahwa dengan adanya peran serta
ada jaminan bahwa anggota organisasi pendidikan tetap mempunyai kontrol atas
keputusan-keputusan yang di ambil yaitu sebagai berikut ;
a.
Peran Pemimpin
Pendidikan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif
Ada 6 model gaya
pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh pemimpin,yaitu sebagai berikut.
·
Pemimpin membuat
keputusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya.
·
Pemimpin menjual
keputasan
·
Pemimpin
menyampaikan ide” dan mengundang pertanyaan
·
Pemimpin
memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat di ubah
·
Pemimpin
mengajukan permasalahan,meminta saran saran dan mengambil keputusan
·
Pemimpin
mengijinkan bawahan melakukan fungsi fungsinya dalam batas batas yang telah
dirumuskan oleh.
b.
Peran Bawahan dalam Pengambilan Keputusan
Berkaitan dengan peran
bawahan dalam pengambilan keputusan dalam kepemimpinan pendidikan,Menurut
(Rawis,2000),ada dua konser yang perlu di gaji.
Aspirasi bawahan pada
umumnya ada yag tinggi dan ada yang rendah.Menurut
Thumburg(prayitno,1989),faktor yang menimbulkan tinggi rendah tinggatnya aspira
sbb:
1)
Faktor yang
menyebabkan aspirasi tingkat adalah.
·
Pengalaman sukses
·
Tugas tugas yang
sukar menuntut kerja keras
·
Merasa terkontrol
oleh diri sendiri
·
Tugas tugas yang
relapan dengan kebutuhan akademis maupun jabatan yang di harapkan
2)
Faktor yang
menyebabkan aspirasi rendah adalah:
·
Pengalaman gagal
·
Tugas tugas yang
mudah sehingga dengan usaha bawahan sedikit dapat menyelasaikan suatu masalah
·
Bergantung pada
control orang lain
·
Informasi yang
dirasakan tidak berguna
·
Tujuan yang tidak
realistik
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan sangat erat
hubungannya dengan seluruh kegiataan organisasi,dan meliputi seluruh fungsi
manajement dalam organisasi.lembaga pendidikan pun tidak terlepas dari
pengambilan keputusan itu sendiri,baik pengambilan keputusan pada tingakat yang
sederhana maupun pada tingkat yang sulit sesuai dengan alternative yang di
gunakan.
Factor factor yang memengaruhi
pengambilan keputusan,menurut Ety Rodiaty,dkk.(2008) adalah sebagai berikut.
·
Kedudukan
·
Masalah
·
Situasi
·
Kondisi tujuan
III.2
Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prajudi Atmosudirdho S.1982,Beberapa pandangan umum tentang pengambilan
keputusan:Decision Making,Jakarta:Ghalia indonesia,hlm.87.
H.,Handoko,2001,manajemen,Edisi 2,fakultas ekonomi universitas gajah
madah,Yogyakarta:BPFE,hlm.129.
Op.cit.,A.Piet sahertian,1994,dimensi….,hlm.152-153.
Ibnu syamsi,1995,pengambilan keputusan dan sistem informasi,Jakarta:Bumi Aksara,13.
Asnawir,2006,manajemen pendidikan,padang:IAIN IB press,hlm.221-222
Prajudi Atmosudirdho
S.1982,Beberapa pandangan umum tentang
pengambilan keputusan:Decision Making,Jakarta:Ghalia indonesia,hlm.87.
H.,Handoko,2001,manajemen,Edisi 2,fakultas ekonomi
universitas gajah madah,Yogyakarta:BPFE,hlm.129.
Op.cit.,A.Piet
sahertian,1994,dimensi….,hlm.152-153.
Ibnu syamsi,1995,pengambilan keputusan dan sistem informasi,Jakarta:Bumi
Aksara,13.
Asnawir,2006,manajemen pendidikan,padang:IAIN IB
press,hlm.221-222
Comments
Post a Comment