Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

Image
MAKALAH MATERI PAI “Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh” Dosen Pengampu : Misnan, M.Pd Disusun Oleh : v Mutiara Fadhilah Nasution Prodi        : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI ) Semester : IV ( Empat ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUMATERA (STAIS) MEDAN KATA PENGANTAR Alhamdulilllah,Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Saya selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat   dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MATERI PAI tentang Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh. Mengingat isinya sangat penting seba gai bahan pembelajaran agar ter capainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok. Mudah-mudahan makalah ini besar   manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesu

makalah alat penilaian hasil belajar


MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI
“Alat Penilaian Hasil Belajar”

Dosen Pengampu : Rahmat Rifai Lubis, M.Pd.I
Disusun Oleh :

v M. Nur ( MPI )
v Mutiara Fadhilah Nasution  ( MPI )
v Rafika Aulia ( PAI )
v Efdillah Putri Utami ( PAI )
v Syahrul Ramadhan ( MPI )

Prodi                               : MPI dan PAI
Semester / Kelompok     : V ( Lima ) / 8

SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUMATERA
(STAIS)
MEDAN





KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah,Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat  dalam diskusi kelompok pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI tentang Alat Penilaian Hasil Belajar.
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok.
Mudah-mudahan makalah ini besar  manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.



Medan, 4 November 2018




KELOMPOK 8





DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR ............................................................................................                   i
DAFTAR ISI............................................................................................................                 ii
BAB I   PENDAHULUAN
I.3. Latar Belakang....................................................................................................                1
I.2. Rumusan Masalah...............................................................................................                1
I.1. Tujuan.................................................................................................................                1
BAB II  PEMBAHASAN
II.1 Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar................................................................                2
II.2 Perbedaan Tes Acuan Patokan dan Tes Acuan Norma.......................................                6
II.3 Prosedur Penyusunan Alat Penilaian Hasil Belajar 
Berbasis Indikator Pembelajaran.............................................................................                 7
BAB III  PENUTUP
III.1. Kesimpulan......................................................................................................              14
III.2. Saran...............................................................................................................               14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................              15



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang sering dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mengambil keputusan apakah seorang siswa harus mengulang materi tertentu, apakah seorang siswa pantas naik kelas ataukah harus tidak lulus. Tentu saja bukan pekerjaan yang mudah untuk membuat keputusan tersebut. Diperlukan berbagai pertimbangan yang matang agar diperoleh keputusan yang benar dan tepat sehingga tidak merugikan siswa.
Untuk mendapatkan keputusan yang tepat, diperlukan informasi yang memadai tentang siswa, seperti penguasaan mereka terhadap materi, sikap, dan perilakunya. Dalam konteks ilmiah, evaluasi memegang peran yang cukup penting. Dari sini pula, evaluasi diharapkan dapat memberikan umpan balik yang objektif  tentang apa yang telah dipelajari siswa, bagaimana siswa belajar, dan bagaimana pula efektivitas pembelajaran.
Dengan demikian, evaluasi merupakan komponen utama dalam tugas dan pekerjaan guru. Maka sebelum melangkah lebih jauh dalam mempelajari tentang evaluasi, berikut dipaparkan beberapa konsep dasar terkait dengan evaluasi, yaitu penilaian hasil belajar.
I.2 Rumusan Masalah
1.         Bagaimana Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar ?
2.         Apa Perbedaan Tes Acuan Patokan dan Tes Acuan Norma ?
3.    Bagaimana Prosedur Penyusuan Alat Penilaian Hasil Belajar Berbasis Indikator Pembelajaran ?

I.3 Tujuan Penulisan
  1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar.
  2. Untuk Mengetahui Perbedaan Tes Acuan Patokan dan Tes Acuan Norma.
  3. Untuk Mengetahui Prosedur Penyusuan Alat Penilaian Hasil Belajar Berbasis Indikator Pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsep Dasar Penilaian Hasil Belajar
A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterprestasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek.[1]
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes atau non tes.Sedangkan penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai untuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[2]Dalam penilaian kita memproses angka-angka hasil kuantifikasi prestasi itu dalam hubungannya dengan kedudukan personal siswa dan mahasiswa yang memperoleh angka-angka tersebut di dalam skala tertentu, misalnya tentang baik buruk, lulus atau tidak lan lain sebagainya.[3]
Jadi dapat di simpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran) dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[4]


B. Prinsip- prinsip Penilaian Hasil Belajar
Prinsip penilaian harus mengacu pada standar penilaian pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut mencakup[5]:
1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.
2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.
3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai.Penilaian yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif),keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan pokok bahasan tertentu melainkan saat mereka sedang melakukan proses pembelajaran.
5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan jender.
9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam melaksanakan penilaian antara lain:
1.   Memahami penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu.
2.   Merancang penilaian bersamaan dengan penyusunan silabus dan RPP.
3.   Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian.
4.   Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
5.   Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
6.   Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
7.   Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin.[6]
C. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penalaian tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Penilaian berfungsi selektif
Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi  atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri  mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
d.   Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
2.      Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,  sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara mengatasinya.

3.      Penilaian  berfungsi  sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di Negara barat adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya system ini adalah pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual.
4.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.[7]
5.      Umpan balik
Hasil suatu pengukuran  atau skor  tes tertentu dapat digunakan sebagai  umpan balik, baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru yang berusaha mentransfer kemampuan kepada siswa.
6.      Menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar
Bagi mereka yang memperoleh hasil penilaian yang kurang baik seharusnya menjadi cambuk untuk lebih berhasil dalam kegiatan penilaian yang akan datang  dan secara tepat dapat mengetahui  kelemahannya. Sedangkan bagi yang memperoleh nilai hasil baik tentu saja hasil itu dapat menjadi motivasi mempertahankan dan meningkatkan hasilnya. Selain mendorong siswa untuk belajar lebih baik, dengan adanya penilaian juga dapat mendorong  guru untuk  mengajar lebih baik.
7.      Pengembangan ilmu
Ilmu seperti pengukuran pendidikan sangat tergantung pada hasil-hasil tes, pengukuran dan penilaian yang dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari guru dan pendidik lainnya. Pengukuran dan penilaian akan diperoleh pengetahuan empirik yang  sangat berharga untuk pengetahuan ilmu dan teori.[8]

D. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
1. Tujuan Umum :

·         Menilai pencapaian kompetensi peserta didik.
·         Memperbaiki proses pembelajaran.
·         Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
·         Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
b. Mendiagnosis kesulitan belajar.
c. Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.[9]
II.2 Perbedaan Tes Acuan Patokan dan Tes Acuan Norma
·   Persamaan dan Perbedaan Tes Acuan Norma dan Tes Acuan Patokan
Berikut ini Gronlund (1990) mengemukakan persamaan dan perbedaan dari kedua jenis tes sebagai berikut,[10]:
1)      Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
2)      Keduanya disusun dari sampel-sampel butir tes yang relevan dan representatif.
3)      Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau keterampilan.
4)      Keduanya menggunakan ketentuan yang sama dalam menulis butir tes, kecuali untuk kesulitan tes. Ini berarti bahwa keduanya sama-sama membutuhkan kalibrasi daya pembeda dan analisis option.
5)      Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
6)      Keduanya digunakan kedalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Sedangkan perbedaannya :
1)      Tes acuan norma biasanya mengukur sejumlah perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Tes acuan patokan biasanya untuk mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2)      Tes acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Tes acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
3)      Tes acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan yang terlalu sulit. Tes acuan patokan mementingkan butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa peduli dengan tingkt kesulitannya.
4)      Tes acuan norma digunakan terutama (tetapi tidak khusus) untuk tes survey. Tes acuan patokan digunakan terutama (tetapi tidak khusus) untuk tes penguasaan.
5)      Penafsiran hasil tes acuan norma membutuhkan pendefinisian kelompok secara jelas. Penafsiran hasil tes acuan patokan membutuhkan pendefinisian perilaku yang diukur secara jelas dan terbatas.
II.3 Prosedur Penyusuan Alat Penilaian Hasil Belajar Berbasis Indikator Pembelajaran
Langkah-langkah Pelaksanaan  Penilaian[11]:
1.      Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indicator merupakan ukuran,karakteristik,ciri-ciri,pembuatan atau proses yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar.idikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur seperti mengidentifikasi ,menghitung,membedakan,menyimpulkan,menceritakankembali,mempraktekkan,mendemonstrasikan,dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik,keluasan dan kedalaman kompetensi dasar merupakan acuan yang dilakukan untuk melakukan penilaian.satu KD dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator.indikator pencapaian kompetensi  yang menjadi bagian dari silabus dijadikan acuan yang dilakukan untuk melakukan penilaian.
Contoh: Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator untuk melakukan penilaian.
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator
Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamya
Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama tim sportivitas dan kejujuran
Melempar bola ke berbagai arah
Melempar bola kesasaran
Menangkap bola dengan kedua tangan dari berbagai arah
Memukul bola dengan tongkat pemukul
Menerapkan kerjasama team dalam permainan kasti
Menyebutkan manfaat permainan kasti terhadap kesehatan tubuh

Indikator*: dikembangkan oleh pendidik satuan pendidikan sesuai dengan kondisi daerah dan satuan pendidikan masing masing.satu KD dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator[12].
2.      Pemetaan Standar Kompetensi,Kompetensi Dasar dan Indikator Penetapan Teknik Penilaian
Setelah menjabarkan kompetensi dasar menjadi beberapa indikator,maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator,rentang presentase kriteria ketuntasan setiap indikator adalah antara 0%-100%.kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%.
namun satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator apakah 50%,60%, atau 70%.sudut pandang yang digunakan dalam penetapan adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik ,kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik serta ketersediaan sarana dan prasarana.
Penetapan teknik penilaian
            Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik ,baik dalam proses maupun hasil belajar.penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih.berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai,apakah dengan tes tertulis,observasi,tes praktek,dan penugasan individu maupun kelompok.untuk itu ada tujuh teknik penilaian yang dapat digunakan yaitu,penilaian untuk kerja,penilaian sikap,penilaian tertulis,penilaian poyek,penilaian produk,penggunaan portofolio dan penilaian diri.Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian ,pemberian tugas dan ulangan umum.tentunya,guru harus yakin dan pandai dalam memilih teknik penilaian disetiap jenjang dengan metode yang sesuai.
Contoh :penetapan kriteria ketuntasan indikator
Mata pelajaran: penjas                                                                                             Kelas : IV/1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator
Kriteria ketuntasan
Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamya
Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama tim sportivitas dan kejujuran
·     Melempar bola ke berbagai arah
·     Melempar bola kesasaran
·     Menangkap bola dengan kedua tangan dari berbagai arah
·     Memukul bola dengan tongkat pemukul
·     Menerapkan kerjasama team dalam permainan kasti
85%

85%

80%


80%

80%


Contoh pemetaan standar kompetensi,kompetensi dasar,indikator kriteria ketuntasan dan aspek yang terdapat pada raport .
Mata pelajaran : PENJAS
Kelas/semester : IV/1
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator
Kriteria ketuntasan
Aspek
Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamya
Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama tim sportivitas dan kejujuran
·     Melempar bola ke berbagai arah
·     Melempar bola kesasaran
·     Menangkap bola dengan kedua tangan dari berbagai arah
·     Memukul bola dengan tongkat pemukul
·     Menerapkan kerjasama team dalam permainan kasti
·     Menyebutkan manfaat permainan kasti terhadap kesehatan tubuh
85%


85%


80%




80%



80%




80%
Kemampuan gerak dasar

Kemampuan gerak dasar

Kemampuan gerak dasar



Kemampuan gerak dasar


Kemampuan gerak dasar



Kemampuan gerak dasar

3.      Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian disekolah dapat berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru sendiri.Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau lembaga pembuat alat-alat penilaian,sedangkan penilaian guru bersumber dari guru disekolah.
Secara umum alat penilaian hasil belajar terbagi menjadi dua kriteria,yaitu penilaian berbasis tes dan penilaian non tes.Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.meskipun demikian,terkadang tes dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik.ada dua tes yakni tes uraian dan tes objektif.
1.      Tes Uraian
Tes uraian merupakan alat penilaian yang paling kuat.Secara umum tes ini berupa pertayaan yang menuntut siswa untuk menjawabnya dalam bentuk penguraian,menjelaskan,mendiskusikan,membandingkan,memberi alasan,dan menuntut menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.Dengan demikian tes ini bisa menjadi tolak ukur kemampuan siswa dibidang kognitif.Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran,ulangan harian,ulangan tengah semester,atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek : Mendengarkan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung
Menaggapi siaran atau informasi dari media elektronik(berita)
Menuliskan isi siaran berita dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami

Langkah:
1.      Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengan seksama
2.      Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan ketepatan isi,struktur kalimat,koherensi,ejaan dan tanda baca
3.      Bacakan hasil pekerjaan didepan kelas
4.      Format penilaian kelas
No
Nama
Aspek yang dinilai
Skor
Nilai

Ketepatan isi
Struktur kalimat
koherensi
Ejaan & tanda baca
1
Ahmad
3
4
2
3
12
75
2
Bardi
4
4
4
4
16
100
3
Dst






Keterangan:
1=tidak tepat                                        3=tepat
2=kurang tepat                                    4=sangat tepat

Skor perolehan
Nilai siswa : jumlah/ Skor maksimum X 100
Nilai ahmad : 12/16 X 100 = 75
2.      Penilaian Non Test
Penilaian Non Test adalah penilaian dengan tanpa menggunakan test,namun bisa dengan menggunakan pengamatan,atau penelitian,bahkan mencari referensi dari teman objek.
Contoh dalam aspek sikap
N
O
Nama
Perilaku
Skor
Nilai
Ket.
Mendengarkan berita
Mengerjakan tugas
Membacakan hasil pekerjaan
Menghargai teman
1
Budi
5
5
5
5
20
100
A
2
Nisa
4
5
4
4
17
85
B
3
Alif
3
2
2
3
10
50
C-

*Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

1= sangat kurang
2=kurang
3=cukup
4=baik
5=sangat baik

*keterangan juga diisi dengan kriteria.



3.      Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara berkala,misalnya melalui ujian nasional.Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya,dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan,dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan indikator itu,apabila semua indikator telah tuntas,dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan.Dengan demikian,peserta didik dapat diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran.Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%,peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas.sebaliknya,apabila nilai indikator dari suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan,dapat dikatakan peserta didik itu belum menuntaskan indikator itu.Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih dari 50%.peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya.
Contoh Perhitungan nilai kompetensi dasar dan ketuntasan belajar.
Kompetensi dasar
Indikator
Kriteria ketuntasan
Nilai peserta didik
Ketuntasan
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi
·       Lempeng terhadap persebaran gunung api ,gempa bumi dan pembentukkan relief muka bumi
·       Mengidentifikasi ciri bentang  lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan
·       Mengidentifikasikan degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan
60%



50%


60%
59



59


63
Tidak tuntas


Tuntas


Tuntas





BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Penilaian hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran) dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Prinsip- prinsip Penilaian Hasil Belajar

a. Sahih
b. Objektif
c. Adil
d. Terpadu
e. Terbuka
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
g. Sistematis
h. Menggunakan acuan kriteria
i. Akuntabel

4. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, mendiagnosis kesulitan belajar, memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

III.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Tak lupa permohonan maaf kami haturkan atas kekhilafan-kekhilafan dalam makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada khususnya, dan makalah selanjutnya pada umumnya. Semoga bermanfaat, Amiin.






DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI, 2010, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik, Jakarta: Kemenag.
Kusaeri dan Suprananta, 2012, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Oemar, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim, 2002, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana, 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto, 2011, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widoyoko, Eko Putro, 2010, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://www.academia.edu/11103155/Langkah-Langkah_Pelaksanaan-Penilaian/


[1] Kusaeri, dan Suprananta, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 8.
[2] Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 144.
[3] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 73.
[4] Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 159.

[5] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.189
[6] Kementerian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik, hlm. 5-6.
[7] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011),  hlm. 10-11.
[8] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran,  hlm. 35.
[9]  Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 4.
[11]https://www.academia.edu/11103155/Langkah-Langkah_Pelaksanaan-Penilaian/
[12] https://www.academia.edu/11103155/Langkah-Langkah_Pelaksanaan-Penilaian/

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Mengkafani Jenazah.

Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

MAKALAH PERENCANAAN EVALUASIPEMBELAJARAN