Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

Image
MAKALAH MATERI PAI “Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh” Dosen Pengampu : Misnan, M.Pd Disusun Oleh : v Mutiara Fadhilah Nasution Prodi        : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI ) Semester : IV ( Empat ) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUMATERA (STAIS) MEDAN KATA PENGANTAR Alhamdulilllah,Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat Saya selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi. Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat   dalam diskusi kelompok pada mata kuliah MATERI PAI tentang Cinta,Akhlak,dan Amal Sholeh. Mengingat isinya sangat penting seba gai bahan pembelajaran agar ter capainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok. Mudah-mudahan makalah ini besar   manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesu

MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN "Gaya atau Tipe Kepemimpinan”

MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
"Gaya atau Tipe Kepemimpinan”




Dosen Pengampu : Drs.Khairuddin, M.Ag
Disusun Oleh :

Ali Yukla ( PAI marelan )
Andy Syahputra Srg ( PAI sambu )
Mutiara Fadhilah Nasution ( MPI )
Nurul Hafizhoh ( PAI marelan )
Putri Enita ( PAI sambu )
Rafika Aulia ( PAI sambu )
Rizky Rabbani ( PTKU )
Rizal Fadli
Semester    : VII( Tujuh )
Kelompok  : 2( Dua )
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUMATERA
(STAIS)
MEDAN




KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah,Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai tugas pada mata kuliah  KEPEMPINAN PENDIDIKAN Pembahasan “Gaya atau Tipe Kepemimpinan”
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah,baik masalah individu ataupun masalah kelompok.
Mudah-mudahan makalah ini besar  manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................... i
DAFTAR ISI......................................... ii
BAB I   PENDAHULUAN
I.3. Latar Belakang........................... 1
I.2. Rumusan Masalah..................... 1
I.1. Tujuan............................................ 1
BAB II  PEMBAHASAN
II.1 Tipe Kepemimpinan Otokratik..........2
II.2 Tipe Kepemimpinan Paternalistik....3
II.3 Tipe Kepemimpinan Kharismatik.....4
II.4 Tipe Kepemimpinan Laissez Faire....4
II.5 Tipe Kepemimpinan Demokratik......5
II.6 Tipe Kepemimpinan dalam Perspektif Islam...6
BAB III  PENUTUP
III.1. Kesimpulan................................. 10
III.2 Saran…………………………............         10
DAFTAR PUSTAKA………….................. 11




BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang  Masalah
Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”;“Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

I.2 Rumusan Masalah

Apa itu Tipe Kepemimpinan Otokratik?
Apa itu Tipe Kepemimpinan Paternalistik?
Apa itu Tipe Kepemimpinan Kharismatik?
Apa itu Tipe Kepemimpinan Laissez Faire?
Apa itu Tipe Kepemimpinan Demokratik?
Apa itu Tipe Kepemimpinan dalam Perspektif Islam?

I.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan otokratik.
Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan paternalistik.
Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan kharismatik.
Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan laissez Faire.
Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan demokratik.
Untuk mengetahui tentang tipe kepemimpinan dalam perspktif islam.
Untuk melengkapi tugas makalah mata kuliah kepemimpinan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

Gaya kepemimpinan (Leadership Style),yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap keterampilan dan sikapnya.Menurut Thoha(2013:49) bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Sedangkan Rivai (2014:42) menyatakan Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi bawahannya. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

II.1 Tipe Kepemimpinan Otokratik

Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Pada a one man show, dia sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri.
Pemimpin otokratik yaitu prilaku atau sikap yang ditampilkan pemimpin ingin menang sendiri dimana ia berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya, di samping mempunyai sikap tertutup terhadap ide dari luar, dan menganggap idenya yang dianggap akurat. 
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi bawahan sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan bawahan yang kurang kompeten.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

II.2 Tipe Kepemimpinan Paternalistik

Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan.
Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
Hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
Tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

II.3 Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Soekarno, Margaret Tacher, dan Gorbachev. 
Tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

II.4 Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Laissez faire adalah sebuah frasa dari bahasa perancis yang berarti “biarkan terjadi”. Istilah ini muncul pertama kali dari diksi perancis yang digunakan para psiokrat pada abad ke-18, sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan.Pada perkembangan masa, istilah Laissez faire juga digunakan dalam istilah ekonomi yang menhendaki kebebasan pasar untuk mengatur perjalanan pasar itu sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah. Di negara kita dikenal dengan istilah pasar bebas.Laissez faire juga dipinjam sebagai istilah yang menggambarkan tipe kepemimpinan. Yakni sifat kepemimpinan yang seolah-olah tidak tampak peran dan eksistensinya. Sebab tipe ini pemimpin memberi keleluasaan penuh kepada para anggotanya untuk melaksanakan tugasnya. Atau secara tidak langsung, peraturan, kebijaksanaan (policy) suatu institusi berada di tangan anggota.
Jika institusi pendidikan dipimpin oleh kepala sekolah yang memiliki tipe Laissez faire, maka segala kegiatan sekolah baik kokurikuler maupun ekstra kurikuler dapat berjalan normal dan independen tanpa ada komando langsung dari kepala sekolah. Semua berjalan normal sesuai dengan planing yang telah disusun dan disepakati. Dan kepala sekolah cukup menerima laporan dari komponen sruktur keorganisasian, dan  sesekali juga ikut dalam memantau kagiatan secara langsung.
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, atau kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau sistem nepotisme.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

II.5 Kepemimpinan Demokratik

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis sering disebut sebagai kepemimpinan group developer.Pemimpin demokratis yaitu pemimpin yang mempunyai sikap/prilaku keterbukaan dan berkeinginan memosisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe ini bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai oleh organisasi.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
II.6 Kepemimpinan dalam Perspektif Islam
Di dalam Islam konsep kepemimpinan sering disebut dengan khalifah yang berarti wakil. Namun kemudian mengalami pergeseran dengan masuknya kata amir atau penguasa. Oleh sebab itu kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia sering diasumsikan sebagai pemimpin formal. Akan tetapi, apabila merujuk kepada firman Allah swt. Dalam surat al Baqarah ayat 30 yaitu : 
 “ (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Sesungguhnya Aku Hendak menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi". (Al Baqarah: 30)
dari sini dipahami bahwa dalam hakekatnya khalifah adalah pengganti pemimpin syari’at (Nabi Muhammad saw) dalam memelihara Agama dan dunia. Sebagaimana yang diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Zahya bin Zahya dari Mughirah bin Abdurrahman al-Hizami dari Abu Zinad dari al- A’raj dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw. Beliau bersabda,Artinya: "Barang siapa yang taat kepadaku, niscaya Dia taat kepada Allah. Dan barang siapa yang durhaka kepadaku, niscaya dia akan durhaka kepada Allah. Barang siapa yang taat kepada pemimpin, niscaya dia akan taat kepadaku. dan barang siapa durhaka kepada pemimpin, niscaya dia durhaka kepadaku"
Dari uraian di atas hal yang dapat digaris bawahi, adalah bahwa kepemimpinan Islam merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridloi Allah SWT.Kemudian dalam rangka memahami dasar konseptual kepemimpinan dalam perspektif Islam paling tidak harus digunakan tiga pendekatan yaitu normatif, historis dan teoritis. 
Pendekatan Normatif Dasar 
konseptual kepemimpinan Islam secara normatif bersumber pada al-Qur'an dan Hadis yang terbagi atas:
Prinsip tanggung jawab dalam organisasi Dalam Islam telah digariskan bahwa setiap manusia adalah pemimpin (minimal untuk dirinya sendiri) dan untuk kepemimpinan tersebut ia dituntut bertanggung jawab. Tanggung jawab disini adalah substansi utama yang harus dipahami terlebih dahulu oleh seorang calon pemimpin agar amanah yang diserahkan kepadanya tidak disia-siakan.“Dari Qutiabah bin Said dari Laits, Saya juga di ceritai oleh Muhammad bin Rumhi dari laits dari Nafi dari Ibn Umar bahwa Rasullulah SAW berkata: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditaya tentang kepemimpinannya, penguasa adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.”
Prinsip Etika Keadilan Untuk menjaga keseimbangan kepentingan, maka asas keadilan harus benar-benar dijaga agar tidak muncul stigmastigma ketidakadilan seperti kelompok marginal dan lain-lain. Firman Allah swt dalam surat Shad ayat 26. Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu Khalifah (penguasa) dimuka bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. ( Shad : 26 )  “Dan putuskanlah perkara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS. Al-Ma’idah: 49).
Prinsip Kesederhanaan Rasulullah menegaskan bahwa seorang pemimpin harus melayani dan tidak meminta untuk dilayani (Pendekatan Historis Al-Qur'an begitu kaya dengan kisah-kisah umat masa lalu sebagai pelajaran dan bahan perenungan bagi umat yang akan datang. Dengan pendekatan historis ini diharapkan lahir pemimpinpemimpin Islam yang memiliki sifat sidik, amanah, fathonah,tabligh, dan lain-lain, sebagai syarat keberhasilannya dalam memimpin. Kisah-kisah dalam al-Qur'an, Hadis, sirah nabawiyah serta sirah sahabat telah memuat berbagai pesan moral yang tak ternilai harganya. 
Tipologi  Ideal Kepemimpinan Islam
Sebagaiman telah dikemukakan diatas  bahwa sesungguhnya  tidak ada kepemimpinan ideal yang menunjuk pada suatu tipe saja, namun pemimpin ideal  atau pemimpin efektif yang sanggup menyesuaikan diri dan organisasinya dengan lingkungan yang dihadapinya.   Kendatipun demikian, konsep idealis itu dapat difahami dalam empat kata kunci Keadilan ( ( qisth, equalizing, leveling ), Amanah (accountability), dakwah (socility), dan ummah (collectivity) yang akan melahirkan konsep “ cvilleadership “ atau kepemimpinan yang terwujud dan diperkuat dengan konsep keummatan. Oleh karena itu, untuk tetap melihat posisi manusia sebagai makhluk yang paling mulia  yang dipilih Tuhan sebagai pengelola alam ini, maka setidaknya, dapat diindentifikasi beberapa prinsip pokok dalam kepemimpinan islam secara konseptual, dan hubungan-hubungan antar individu atau antar kelompok dalam konteks praktis.
Prinsip pertama:saling menghormati dan memuliakan sebagaimana Allah telah memuliakan Manusia. 
Prinsip kedua :Menyebarkan Kasih sayang Hal ini merupakan eksplorasi dari risalah Islam sebagai ajaran yang utuh, karena dia datang sebagai rahmat untuk seluruh alam ( rahmatan lil’alamin)
Prinsip Ketiga :Keadilan Secara teologis, salah satu golongan yang dijanjikan memperoleh ganjaran surga adalah pemimpin yang adil.
Prinsip keempat:Persamaan Prinsip ini adalah cabang dari prinsip sebelumnya yaitu keadilan, persamaan sangat ditekankan khususnya dihadapan hukum.
Prinsip Kelima :Perlakuan yang sama  Organisasi dihuni oleh orang-orang yang berbeda. Tidak hanya memiliki perbedaan sifat dan karakter, tetapi juga perbedaan latar belakang
6. Prinsip keenam :Berpegang pada Akhlak  yang utama.  Beberapa perilaku yang mencerminkan keutamaan, khususnya yang berkaitan dengan pergaulan hidup, lemah lembut, mudah memaafkan berlapang dada, bersabar gemar menolong.
Prisip ketujuh :Kebebasan Islam adalah yang menghargai kebebasan, bahkan Islam tidak suka pemaksaan 
Prinsip kedelapan : Menepati Janji Dalam ajaran Islam, melarang  mengingkari  janji, janji merupakan hutang barang siapa yang mengingkari janji termasuk tanda orang munafik. 
Dalam memimpin instansi pendidikan, pemimpin lembaga pendidikan terutama pendidikan islam, dapat menerapkan paling tidak dua gaya dalam kepemimpinan. Yang pertama adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, kedua gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antarmanusia.
Pertama adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yaitu kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, adanya saluran komunikasi, metode kerja, dan prosedur pencapaian tujuan yang jelas.
Gaya kepemimpinan yang pertama ini merupakan gaya pemimpin yang terlalu prosedural, organisatoris dan formal. Kecenderungan pemimpin semacam ini adalah penekanan kepada tugas, prosedur kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan kemanagerialan anshich. Dia kurang begitu menaruh perhatian pada keadaan anggota, reward bagi yang berprestasi ataupun punisment bagi anak buah yang melanggar aturan biasanya mendapat perhatian yang minimal. Sehingga bagi anak buah yang memiliki etos kerja tinggi akan merasa kurang mendapatkan perhatian, dan yang bekerja asal-asalan justru mendapatkan angin segar.
Kedua adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia. Yaitu kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian kepada perilaku pemimpin yang mengarah pada hubungan kesejawatan, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh kehangatan hubungan antara pemimpin dan stafnya.
Gaya kepemimpinan yang kedua ini lebih menaruh perhatian yang banyak kepada anak buahnya. Jika seorang kepala sekolah, maka guru maupun karyawan akan merasa lebih dekat dengan kepala sekolah. Guru dan karyawan yang berprestasi akan lebih semangat lagi dalam bekerja, sebab mendapat perhatian penuh dari pimpinan/ kepala sekolah. Sebaliknya bagi karyawan dan guru yang memiliki etos kerja rendah, akan merasa sungkan terhadap pimpinan atau teman yang lain. Karena secara sistematis dan terprogram. Meraka yang kurang aktif akan selalu mendapatkan memo ataupun teguran-teguran, sampai mereka mampu memperbaiki diri.



BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

III.2 Saran

Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitas kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 
Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai    seorang pemimpin.
Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.  


DAFTAR PUSTAKA

Numbery,Freddy.2010. Kepemimpinan Sepanjang Zaman. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Baharuddin&Umirso, 2012, KepemimpinanPendidikan Islam AntaraTeoridanPraktik, Jogyakarta, Ar-Ruz Media
Didin Kurniadin, 2012, Managemen Pendidikan, Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan: Ar-ruzz Media
Maman Ukas, 1999,Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo,).
Nanang Fattah, 1996,Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,). 
Jurnal Al-Afkar Vol. V, No. 1, April  2017
http://rthdwiastuti.wordpress.com/2011/12/30/tentang-kepemimpinan-dari-yang-lebih-sering-dipimpin-opini/ 
http://revolsirait.com/tag/makalah-kepemimpinan 
http://kadri-blog.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html 
http://www.sriudin.com/2010/04/tipe-gaya-kepemimpinan.html 
http://herman-mamank.blogspot.com/2013/10/makala-gaya-dan-tipe-kepemimpinan.html?m=1 
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-tipe-gaya-dan-etika.html?m=1


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Mengkafani Jenazah.

Makalah Materi PAI"CInta,Akhlak dan Amal Sholeh"

MAKALAH PERENCANAAN EVALUASIPEMBELAJARAN